Menentukan Bilangan Oksidasi
Sebelum belajar silahkan kalian Berdo'a dulu kemudian mengabsen pada :
Tugasnya membuat Rangkuman tentang materi berikut! kemudian kalian berkomentar mengenai materi yang disampaikan berikut nama dan kelasnya!
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Apabila atom memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2, maka atom itu akan bersifat stabil, sehingga sulit untuk berikatan dengan atom lain. Contohnya, seperti atom-atom pada golongan VIIIA (unsur gas mulia). Sementara itu, atom yang tidak memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2 akan bersifat tidak stabil.
Atom yang sifatnya belum stabil cenderung ingin stabil. Caranya, mereka akan melakukan transfer elektron, yaitu melepaskan atau menerima sejumlah elektron. Akibat dari transfer elektron ini, atom akan memiliki muatan, bisa positif atau negatif. Atom yang bermuatan positif, artinya atom itu telah melakukan pelepasan elektron, sehingga kehilangan beberapa elektron yang dimilikinya. Sementara itu, atom yang bermuatan negatif, berarti atom itu telah menerima beberapa elektron dari atom lain.
Muatan atom berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari seberapa banyak elektron yang dilepas atau diterima oleh atom. Nah, jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Baca juga: Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital
Teman-teman harus tahu, materi biloks ini merupakan dasar dari materi reaksi redoks (reduksi-oksidasi) yang akan dipelajari pada pembahasan berikutnya. Jadi, kakak harap, kamu bisa pahami dengan baik materi ini agar tidak menemui kendala saat lanjut belajar ke materi berikutnya, ya.
Oke, Bosque? (sumber: giphy)
Terdapat 8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8. Kesemua unsur-unsur tersebut akan memiliki bilangan oksidasi 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
- Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
- Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
Contoh: Bilangan oksidasi Mg dalam senyawa MgSO2 adalah +2.
IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3
Contoh: Bilangan oksidasi Al dalam senyawa Al2O3 adalah +3.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
Bilangan oksidasi Au = +1 dan +3.
Bilangan oksidasi Sn = +3 dan +4.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks 4, maka biloks H dikalikan dengan indeks H = +4. Karena jumlah muatan NH4+ = +1, maka biloks N haruslah -3, agar ketika biloks N dan H dijumlahkan, hasilnya sesuai dengan jumlah muatannya, yaitu +1.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks 2, sehingga biloks H dikalikan dengan indeks H = +1 x 2 = +2. Agar jumlah biloks H dan O sama dengan 0, maka biloks O harus bernilai -2.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
Bukti:
Atom Al merupakan unsur logam golongan IIIA, sehingga biloks Al = +3. Ingat aturan biloks poin 6, jumlah biloks unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. Jadi, apabila biloks Al dan H dijumlahkan, hasilnya harus 0. Agar biloks Al + biloks H = 0, biloks H haruslah -3. Karena atom H memiliki indeks 3, maka biloks H : indeks H = -3 : 3 = -1. Terbukti jika biloks H dalam AlH3 adalah -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
Bukti:
Atom Ba merupakan unsur logam golongan IIA, sehingga biloks Ba = +2. Jumlah biloks Ba dan biloks O harus 0 (aturan biloks poin 6). Oleh sebab itu, biloks O harus bernilai -2. Karena atom O memiliki indeks 2, jadi biloks O : indeks O = -2 : 2 = -1. Terbukti jika biloks O dalam BaO2 adalah -1.
Bagaimana, teman-teman? Apa kamu paham dengan penjelasan di atas? Di bawah ini ada beberapa contoh soal yang bisa kamu kerjakan, nih! Jangan lupa dicoba, ya.