Menentukan Bilangan Oksidasi
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Apabila atom memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2, maka atom itu akan bersifat stabil, sehingga sulit untuk berikatan dengan atom lain. Contohnya, seperti atom-atom pada golongan VIIIA (unsur gas mulia). Sementara itu, atom yang tidak memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2 akan bersifat tidak stabil.
Atom yang sifatnya belum stabil cenderung ingin stabil. Caranya, mereka akan melakukan transfer elektron, yaitu melepaskan atau menerima sejumlah elektron. Akibat dari transfer elektron ini, atom akan memiliki muatan, bisa positif atau negatif. Atom yang bermuatan positif, artinya atom itu telah melakukan pelepasan elektron, sehingga kehilangan beberapa elektron yang dimilikinya. Sementara itu, atom yang bermuatan negatif, berarti atom itu telah menerima beberapa elektron dari atom lain.
Muatan atom berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari seberapa banyak elektron yang dilepas atau diterima oleh atom. Nah, jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Baca juga: Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital
Teman-teman harus tahu, materi biloks ini merupakan dasar dari materi reaksi redoks (reduksi-oksidasi) yang akan dipelajari pada pembahasan berikutnya. Jadi, kakak harap, kamu bisa pahami dengan baik materi ini agar tidak menemui kendala saat lanjut belajar ke materi berikutnya, ya.
Oke, Bosque? (sumber: giphy)
Terdapat 8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8. Kesemua unsur-unsur tersebut akan memiliki bilangan oksidasi 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
- Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
- Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
Contoh: Bilangan oksidasi Mg dalam senyawa MgSO2 adalah +2.
IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3
Contoh: Bilangan oksidasi Al dalam senyawa Al2O3 adalah +3.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
Bilangan oksidasi Au = +1 dan +3.
Bilangan oksidasi Sn = +3 dan +4.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks 4, maka biloks H dikalikan dengan indeks H = +4. Karena jumlah muatan NH4+ = +1, maka biloks N haruslah -3, agar ketika biloks N dan H dijumlahkan, hasilnya sesuai dengan jumlah muatannya, yaitu +1.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks 2, sehingga biloks H dikalikan dengan indeks H = +1 x 2 = +2. Agar jumlah biloks H dan O sama dengan 0, maka biloks O harus bernilai -2.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
Bukti:
Atom Al merupakan unsur logam golongan IIIA, sehingga biloks Al = +3. Ingat aturan biloks poin 6, jumlah biloks unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. Jadi, apabila biloks Al dan H dijumlahkan, hasilnya harus 0. Agar biloks Al + biloks H = 0, biloks H haruslah -3. Karena atom H memiliki indeks 3, maka biloks H : indeks H = -3 : 3 = -1. Terbukti jika biloks H dalam AlH3 adalah -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
Bukti:
Atom Ba merupakan unsur logam golongan IIA, sehingga biloks Ba = +2. Jumlah biloks Ba dan biloks O harus 0 (aturan biloks poin 6). Oleh sebab itu, biloks O harus bernilai -2. Karena atom O memiliki indeks 2, jadi biloks O : indeks O = -2 : 2 = -1. Terbukti jika biloks O dalam BaO2 adalah -1.
Bagaimana, teman-teman? Apa kamu paham dengan penjelasan di atas? Di bawah ini ada beberapa contoh soal yang bisa kamu kerjakan, nih! Jangan lupa dicoba, ya.
SINTIAWATI
ReplyDeleteX MIPA 4
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Ismi Nurfadhilah
ReplyDeleteX Mipa 4
• Elektron Valensi : Elektron pada kulit terluar atom
• Atom yang memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2, maka atom itu akan bersifat stabil.
Ex : atom-atom pada golongan VIIIA (unsur gas mulia).
• Atom yang tidak memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2 akan bersifat tidak stabil.
• Bilangan oksidasi (biloks) : Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom.
• Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8.Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Isma Novianti
ReplyDeleteX MIPA 1
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
Rafi Asmaul Rizal
ReplyDeleteX MIPA 4
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Vella Febriani
ReplyDeleteX MIPA 4
•• elektron valensi adalah atom yang terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya
•• Untuk mengetahui jumlah bilangan oksidasi suatu unsur atau suatu senyawa,terdapat 8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
•• Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain.
Ripda juliana
ReplyDeleteX MIPA 4
Untuk menentukan biloks suatu atom, ada beberapa aturan yang bisa kamu pahami, beberapa diantaranya adalah:
a. Bilangan oksidasi unsur bebas (atom atau molekul unsur) adalah 0 (nol).
Contoh: Ne, H2, O2, Cl2, P4, C, Cu, Fe dan Na.
b. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh : ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl– memiliki bilangan oksidasi berturut-turut +1, +2 dan -1.
Contoh : ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- memiliki bilangan oksidasi berturut-turut +1, -2, dan -3.
c. Bilangan oksidasi unsur dari golongan IA adalah +1 dan unsur dari golongan IIA adalah +2, dan golongan IIIA adalah +3
Contoh: Misalnya, bilangan oksidasi unsur Na (unsur golongan IA) pada senyawa NaCl, Na2SO4, dan Na2O adalah +1. Bilangan oksidasi unsur Ca (unsur golongan IIA) pada senyawa CaCl2, CaSO4, dan CaO adalah +2. Bilangan oksidasi Al (Unsur golongan IIIA) dalam senyawa Al2O3 adalah +3.
d. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2 dan unsur golongan VIIA pada senyawa biner adalah -1.
Contoh: Bilangan oksidasi unsur S (unsur golongan VIIA) pada Na2S dan MgS adalah -2. Sedangkan bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.
e. Bilangan oksidasi unsur H yang berkaitan pada senyawa logam adalah +1, apabila berkaitan dengan senyawa non-logam -1.
Contoh: Bilangan oksidasi unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawa hidrida adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH2, dan AlH3 adalah -1.
f. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa peroksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh: Bilangan oksidasi unsur O pada senyawa peroksida, seperti H2O2 dan BaO2 adalah -1.
Hira Sabila
ReplyDeleteX MIPA 4
Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi
Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
ALVARIZA HAMDANI
ReplyDeleteX MIPA 4
Aturan Bilangan Oksidasi (Biloks)
Berikut aturan standar yang belaku dalam penentuan bilangan oksidasi.
1. Biloks Unsur Bebas adalah = 0
Contoh: biloks Na, Al, H2, P4, O2, Cl2, Br2 adalah = 0
2. Biloks Ion Unsur = Muatan Ion
Contoh: biloks Na+ adalah = +1, biloks Al3+adalah = +3, biloks Cl– adalah = -1
3. Biloks Logam Gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam Senyawa = +1
Contoh: biloks K dalam senyawa KCl adalah = +1
4. Biloks Logam Gol IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam Senyawa adalah = +2
Contoh: biloks Ba dalam senyawa Ba(OH)2 adalah = +2
5. Biloks Logam Gol IIIA (Al, Ga, In, Tl) dalam Senyawa adalah = +3
Contoh: Biloks Al dalam senyawa Al2(SO4)3 adalah = +3
6. Biloks Unsur Gol VIIA (F, Cl, Br, I, At) dalam Senyawa Biner (terdiri 2 jenis unsur) adalah = -1
Contoh: biloks Cl dalam senyawa AlCl3 adalah = -1
7. Biloks Unsur H bila Berikatan dengan Non-Logam adalah = +1 tetapi bila H berikatan dengan Logam Biloks H = -1
Contoh: biloks H dalam senyawa HNO3 adalah = +1. Biloks H dalam senyawa AlH3 adalah = -1
8. Biloks O bila dalam Senyawa Non-Peroksida adalah = -2 tetapi bila dalam Senyawa Peroksida; Biloks O = -1
Contoh: biloks O dalam senyawa H2O adalah = -2. Biloks O dalam senyawa H2O2, dan BaO2 adalah = -1
9. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Senyawa = 0
Contoh: Jumlah biloks Na dan Cl adalah = 0 karena biloks Na = +1 sedangkan biloks Cl = -1 (jika dijumlah maka +1 plus -1 = 0).
10. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Ion = Muatan Ion
Contoh: Jumlah biloks S dan O pada ion SO42- adalah = -2 (biloks S = +6, biloks O = -2 dikali 4 atom)
Dhelinda Nuriatul Ainie
ReplyDeleteX MIPA 1
8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Resti Nurhalimah
ReplyDeleteX mipa 3
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8. Kesemua unsur-unsur tersebut akan memiliki bilangan oksidasi 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
Contoh: Bilangan oksidasi Mg dalam senyawa MgSO2 adalah +2.
IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3
Contoh: Bilangan oksidasi Al dalam senyawa Al2O3 adalah +3.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
Bilangan oksidasi Au = +1 dan +3.
Bilangan oksidasi Sn = +3 dan +4.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks 4, maka biloks H dikalikan dengan indeks H = +4. Karena jumlah muatan NH4+ = +1, maka biloks N haruslah -3, agar ketika biloks N dan H dijumlahkan, hasilnya sesuai dengan jumlah muatannya, yaitu +1.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks 2, sehingga biloks H dikalikan dengan indeks H = +1 x 2 = +2. Agar jumlah biloks H dan O sama dengan 0, maka biloks O harus bernilai -2.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
Bukti:
Atom Al merupakan unsur logam golongan IIIA, sehingga biloks Al = +3. Ingat aturan biloks poin 6, jumlah biloks unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. Jadi, apabila biloks Al dan H dijumlahkan, hasilnya harus 0. Agar biloks Al + biloks H = 0, biloks H haruslah -3. Karena atom H memiliki indeks 3, maka biloks H : indeks H = -3 : 3 = -1. Terbukti jika biloks H dalam AlH3 adalah -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
Bukti:
Atom Ba merupakan unsur logam golongan IIA, sehingga biloks Ba = +2. Jumlah biloks Ba dan biloks O harus 0 (aturan biloks poin 6). Oleh sebab itu, biloks O harus bernilai -2. Karena atom O memiliki indeks 2, jadi biloks O : indeks O = -2 : 2 = -1. Terbukti jika biloks O dalam BaO2 adalah -1.
Kania Tresna Rahayu
ReplyDeleteX MIPA 1
ada beberapa macam bilangan oksidasi yang harus kita tau dan pelajari, diantaranya adalah:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Kania Tresna Rahayu
ReplyDeleteX MIPA 1
(2xbiloks Fe) + (3xbiloks O) = 0
(2xbiloks Fe) + (3x-2) = 0
(2xbiloks Fe) - 6 = 0
biloks Fe = +6/2
= +3
Jadi, biloks Fe dalam Fe2O3 adalah +3.
Nama:Zeina Qurotun Nisa
ReplyDeleteKelas:X MIPA 2
Bilang oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan jumlah yang dapat dilepas, diterima ataupun digunakan bersama-sama agar dapat membentuk ikatan dengan berbagai unsur lainnya. Bilangan oksidasi lebih dikenal dengan istilah BILOKS.Biloks adalah singkatan dari bilangan oksidasi yang bisa kita definisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif dalam atom, yang secara tidak langsung menunjukkan jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan ke atom lain
Untuk mengetahui jumlah bilangan oksidasi suatu unsur atau suatu senyawa. Terlebih dahulu kita harus memahami ketentuan-ketentuan menghitung bilangan oksidasiAturan menentukan biloks adalah sebagai berikut :
• Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol. Contoh : Bilangan oksidasi atom-atom pada C, Ne, H₂, O₂, Cl₂ , P₄, S₈, Cu, Fe, Na adalah nol.
• Bilangan oksidasi senyawa atau molekul adalah nol. Contoh : Jumlah bilangan oksidasi H₂O, NH₄OH, KMnO₄, SO₃, NaCN adalah nol.
• Bilangan oksidasi unsur ion sesuai dengan jenis muatan ion dan jumlahnya. Contoh : Bilangan oksidasi K⁺ = +1, bilangan oksidasi Ca²⁺ = +2.
• Bilangan oksidasi senyawa atau molekul ion adalah sesuai dengan jenis muatan dan jumlahnya. Contoh : NH₄⁺ = +1, dan CO₃²⁻ = -2.
• Bilangan oksidasi unsur golongan utama (IA,IIA,IIIA,IVA,VA,VIA ) sesuai dengan golongannya. Contoh : IA = +1, IIA = +2, IIIA = +3, IVA = -4, VA = -3 , VIA = -2 , VIIA = -1 , VIIIA = 0.
• Bilangan oksidasi unsur-unsur logam golongan transisi , lebih dari satu. Contoh : Cu = +1 dan +2 , Fe = +2 dan +3 , Sn = +2 dan +4.
• Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawanya adalah +1 kecuali dalam Hidrida, atom Hidrogen biloksnya adalah -1. Contoh : Bilangan oksidasi H dalam H₂O, NH₃, dan HCl = +1, kecuali Bilangan oksidasi H dalam NaH dan CaH₂ = -1.
• Bilangan oksidasi dalam senyawa O adalah -2 kecuali dalam peroksida (-1) dan dalam senyawa biner dengan fluor (+2). Contoh : Bilangan oksidasi O dalam H₂O = -2 , kecuali bilangan oksidasi O dalam H₂O₂ dan BaO₂ = -1 , dan bilangan oksidasi O dalam OF = +2.
Resti Nurhalimah
ReplyDeleteX mipa 3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Kisma Annisa
ReplyDeleteX Ipa3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Terdapat 8 aturan untuk menentukan bilangan oksidasi suatu atom yaitu:
1. Bilangan Oksidasi Unsur Bebas Adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
-Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
-IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
-Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
Dhita Febriyanti
ReplyDeleteX MIPA 2
Menentukan bilangan oksidasi
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
Jamil Fairuz Jauhari
ReplyDeleteX mipa 3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
Rully Nizar Azhari
ReplyDeleteX MIPA 3
a. Bilangan oksidasi unsur bebas ( atom atau molekul unsur) adalah 0 (nol).Contoh: Ne, H2, O2,Cl2,P4,C,Cu,Fe dan Na.
b. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.Contoh : untuk ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl- memiliki bilangan oksidasi berturut-turut +1,+2 dan -1.
Contoh : untuk ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- memiliki bilangan
oksidasi
berturut-turut +1, -2, dan -3.
c. Bilangan oksidasi unsur golongan IA adalah +1 dan unsur golongan IIA adalah +2. Misalnya, bilangan oksidasi unsur Na pada senyawa NaCl, Na2SO4, dan Na2O adalah +1. Bilangan oksidasi unsur Ca pada senyawa CaCl2, CaSO4, dan CaO adalah +2
.
d. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2dan unsur golongan VIIA pada senyawa biner adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur S pada Na2S dan MgS adalah -2. Bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.e. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawanya adalah +1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawa hidrida adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH2, dan AlH3 adalah -1.f. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya adalah -2, kecuali pada senyawa biner dengan F, bilangan oksidasi unsur O-nya adalah +2. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawa peroksida, seperti H2O2 dan BaO2 adalah -1. Dalam senyawa superoksida bilangan oksidasinya adalah -1/2, seperti pada KO2 dan NaO2.
g. Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom unsur dalam molekul atau senyawa adalah 0. Jumlah bilangan oksidasi untuk atom atau unsur pembentuk ion poliatom sama dengan muatan ion poliatomnya. Misalnya, ion NH4+ mempunyai jumlah bilangan oksidasi unsur N adalah -3 dan H adalah +1.
Helma Nafiah
ReplyDeleteX MIPA 4
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2
Sexar Di Vaio
ReplyDeleteX MIPA 4
Atom yang sifatnya belum stabil cenderung ingin stabil. Caranya, mereka akan melakukan transfer elektron, yaitu melepaskan atau menerima sejumlah elektron. Akibat dari transfer elektron ini, atom akan memiliki muatan, bisa positif atau negatif.
Muatan atom berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari seberapa banyak elektron yang dilepas atau diterima oleh atom. Nah, jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Penulisan biloks
Biloks ditulis dengan memberi tanda positif (+) atau negatif (-) sebelum angka muatannya.
Contoh :
Unsur Na memiliki nomor atom 11. Konfigurasi elektronnya adalah 11Na : 2 8 1. Agar mencapai kestabilan, atom dapat melepaskan 1 atom. Sehingga memiliki muatan +1.
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh soal
A. Fe2O3
(Fe x 2) + (O x 3) = 0
(Fe x 2) + (-2 x 3) = 0
(Fe x 2) + (-6) = 0
2Fe = 6
Fe = 6/2
Fe = +3
B. Cr2O2-7
(Cr x 2) + (O x 7) = -2
(Cr x 2) + (-2 x 7) = -2
(Cr x 2) + (-14) = -2
2Cr = -2+14
2Cr = 12
Fe = 12/2
Fe = +6
C. S2O2-3
(S x 2) + (O x 3) = -2
(S x 2) + (-2 x 3) = -2
(S x 2) + (-6) = -2
2S = -2+6
2S = 4
S = 4/2
S = +2
Ester sindi lestari
ReplyDeleteX mipa 3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
Reply
Rezika Janwaril Berliana
ReplyDeleteX MIPA 4
ada beberapa macam bilangan oksidasi yang harus kita tau dan pelajari, diantaranya adalah:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
CONTOH SOAL !
(2xbiloks Fe) + (3xbiloks O) = 0
(2xbiloks Fe) + (3x-2) = 0
(2xbiloks Fe) - 6 = 0
biloks Fe = +6/2
= +3
Jadi, biloks Fe dalam Fe2O3 adalah +3.
Muhamad Nurdin Hidayat
ReplyDeleteX MIPA 3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2
Hani Sulistiani
ReplyDeleteX Mipa 4
jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom. Antara lain :
a. Biloks unsur bebas adalah 0
b. Biloks ion monoatom dan poliatom sesuai dengan jenis muatan ionnya.
c. Biloks unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
d. Biloks unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
e. Jumlah biloks unsur unsur yang membentuk ion sama dengan jumlah muatannya
f. Jumlah biloks unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
g. Biloks hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
h. Biloks oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Kania Tresna Rahayu
ReplyDeleteX MIPA 1
A.(2xbiloks Fe) + (3xbiloks O) = 0
(2xbiloks Fe) + (3x-2) = 0
(2xbiloks Fe) - 6 = 0
biloks Fe = +6/2
= +3
Jadi, biloks Fe dalam Fe2O3 adalah +3.
B. Cr2O2-7
(Cr x 2) + (O x 7) = -2
(Cr x 2) + (-2 x 7) = -2
(Cr x 2) + (-14) = -2
2Cr = -2+14
2Cr = 12
Fe = 12/2
Fe = +6
C. S2O2-3
(S x 2) + (O x 3) = -2
(S x 2) + (-2 x 3) = -2
(S x 2) + (-6) = -2
2S = -2+6
2S = 4
S = 4/2
S = +2
Rezika Janwaril Berliana
ReplyDeleteX MIPA 4
A.(2xbiloks Fe) + (3xbiloks O) = 0
(2xbiloks Fe) + (3x-2) = 0
(2xbiloks Fe) - 6 = 0
biloks Fe = +6/2
= +3
Jadi, biloks Fe dalam Fe2O3 adalah +3.
B. Cr2O2-7
(Cr x 2) + (O x 7) = -2
(Cr x 2) + (-2 x 7) = -2
(Cr x 2) + (-14) = -2
2Cr = -2+14
2Cr = 12
Fe = 12/2
Fe = +6
C. S2O2-3
(S x 2) + (O x 3) = -2
(S x 2) + (-2 x 3) = -2
(S x 2) + (-6) = -2
2S = -2+6
2S = 4
S = 4/2
S = +2
Rezika Janwaril Berliana
ReplyDeleteX MIPA 4
ada beberapa macam bilangan oksidasi yang harus kita tau dan pelajari, diantaranya adalah:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
CONTOH SOAL !
(2xbiloks Fe) + (3xbiloks O) = 0
(2xbiloks Fe) + (3x-2) = 0
(2xbiloks Fe) - 6 = 0
biloks Fe = +6/2
= +3
Jadi, biloks Fe dalam Fe2O3 adalah +3.
Salma Dhiba RFAS
ReplyDeleteX MIPA 4
A.(2xbiloks Fe) + (3xbiloks O) = 0
(2xbiloks Fe) + (3x-2) = 0
(2xbiloks Fe) - 6 = 0
biloks Fe = +6/2
= +3
Jadi, biloks Fe dalam Fe2O3 adalah +3.
B. Cr2O2-7
(Cr x 2) + (O x 7) = -2
(Cr x 2) + (-2 x 7) = -2
(Cr x 2) + (-14) = -2
2Cr = -2+14
2Cr = 12
Fe = 12/2
Fe = +6
C. S2O2-3
(S x 2) + (O x 3) = -2
(S x 2) + (-2 x 3) = -2
(S x 2) + (-6) = -2
2S = -2+6
2S = 4
S = 4/2
S = +2
Lytha Pebrianthy
ReplyDeleteXMIPA4
8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. 2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. 3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. 4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. 5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. 6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. 7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. 8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
CONTOH SOAL!
A. Fe2O3
(Fe x 2) + (O x 3) = 0
(Fe x 2) + (-2 x 3) = 0
(Fe x 2) + (-6) = 0
2Fe = 6
Fe = 6/2
Fe = +3
B. Cr2O2-7
(Cr x 2) + (O x 7) = -2
(Cr x 2) + (-2 x 7) = -2
(Cr x 2) + (-14) = -2
2Cr = -2+14
2Cr = 12
Fe = 12/2
Fe = +6
C. S2O2-3
(S x 2) + (O x 3) = -2
(S x 2) + (-2 x 3) = -2
(S x 2) + (-6) = -2
2S = -2+6
2S = 4
S = 4/2
S = +2
DINA SELVHIA
ReplyDeleteX MIPA 4
Bilangan oksidasi ( biloks ) didefinisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif dalam atom, yang secara tidak langsung menandakan jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan. Atom yang menerima elektron akan bertanda negatif, atom yang melepaskan elektron bertanda positif.
Cara menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion atau senyawanya mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (berbentuk atom, atau molekul unsur) adalah 0 (nol).
Unsur bebas berbentuk atom.'
- Bilangan oksidasi C dalam C = 01
- Bilangan oksidasi Ca dalam Ca = 01
- Bilangan oksidasi Cu dalam Cu = 01
- Bilangan oksidasi Na dalam Na = 01
- Bilangan oksidasi Fe dalam Fe = 01
- Bilangan oksidasi Al dalam Al = 01
- Bilangan oksidasi Ne dalam Ne = 01
Unsur bebas berbentuk molekul.
- Bilangan oksidasi H dalam H2 = 02
- Bilangan oksidasi O dalam O2 = 00
- Bilangan oksidasi Cl dalam Cl2 = 0
- Bilangan oksidasi P dalam P4 = 0
- Bilangan oksidasi S dalam S8 = 0
2. Bilangan oksidasi logam dalam senyawa selalu positif.
Unsur logam golongan 1 (sistem lama gol. IA) (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), bilangan oksidasinya +1.
- Bilangan oksidasi K dalam KCl, KNO3, atau K2SO4 = +1
Unsur logam golongan 2 (sistem lama gol. IIA) (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra), bilangan oksidasinya +2.
- Bilangan oksidasi Mg dalam MgO, MgCl2, atau MgSO4 = +2
Bilangan oksidasi unsur logam lain:
- Ag = +1
- Cu = +1 dan +2
- Hg = +1 dan +2
- Au = +1 dan +3
- Fe = +2 dan +3
3. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sama dengan muatan ionnya.'
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Ca2+, Al3+, Cl-, dan O2- berturut-turut +1,+2, +3, -1 dan -2.
Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, PO43- berturut-turut +1,-2, dan -3.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA (O, S, Se, Te, Po) pada senyawa biner adalah -2, dan unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, I, At) pada senyawa biner adalah -1.'
Bilangan oksidasi unsur S pada Na2S dan MgS adalah -2.
Bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.
5. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawanya adalah +1.'
Kecuali dalam hidrida (senyawa hydrogen dengan logam), bilangan oksidasinya -1'
Alasan: dalam senyawa hidrida, hidrogen ada dalam bentuk ion hidrida, H-. Biloks dari ion seperti hidrida adalah sama dengan muatan ion, dalam hal ini adalah -1.'
Bilangan oksidasi unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1.
Bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH2, dan AlH3 adalah -1.
6. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya adalah -2, kecuali:'
1. Pada senyawa biner dengan F, bilangan oksidasinya adalah +2.
2. Pada senyawa peroksida, seperti H2O2, Na2O2 dan BaO2, bilangan oksidasinya adalah -1.
3. Pada senyawa superoksida, seperti KO2 dan NaO2, bilangan oksidasinya adalah -½ . '
Bilangan oksidasi unsur O pada H2O, KOH, H2SO4 dan Na3PO4 adalah -2.
7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa adalah 0 (nol). '
Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur pembentuk ion poliatom sama dengan muatan ion poliatomnya. '
Randi Permadi
ReplyDeleteX MIPA 3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2
Sinta Rahayu Putri
ReplyDeleteX MIPA 4
Menentukan bilangan oksidasi
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar disebut Elektron Valensi. Apabila atom memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2, maka atom itu akan bersifat stabil, sedangkan atom yang memiliki elektron valensi berjumlah hanya 1 maka akan bersifat tidak stabil.
Atom yang bermuatan Positif adalah atom yang telah melakukan pelepasan elektron,sedangkan atom yang bermuatan Negatif yaitu atom yang telah menerima beberapa elektron dari atom lain.
Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom disebut dengan bilangan oksidasi (Biloks)
Penulisan Biloks
Biloks ditulis dengan memberi tanda positif (+) atau negatif (-) sebelum angka muatannya.
Terdapat 8 aturan untuk menentukan bilangan oksidasi
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatannya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa =0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berkaitan dengan logam =-1. Bila H berikatan dengan non logam = +1.
8. Bilangan oksida oksigen (O) dalam senyawa proksida =-1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non peroksida =-2
QORI'ATUL AULIYA
ReplyDeleteX MIPA 4
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Atom yang sifatnya belum stabil cenderung ingin stabil. Caranya, mereka akan melakukan transfer elektron, yaitu melepaskan atau menerima sejumlah elektron. Akibat dari transfer elektron ini, atom akan memiliki muatan, bisa positif atau negatif. Muatan atom berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari seberapa banyak elektron yang dilepas atau diterima oleh atom. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Ghefira Nova Sharaya
ReplyDeleteX MIPA 4
Aturan Bilangan Oksidasi (Biloks)
Berikut aturan standar yang belaku dalam penentuan bilangan oksidasi.
1. Biloks Unsur Bebas adalah = 0
Contoh: biloks Na, Al, H2, P4, O2, Cl2, Br2 adalah = 0
2. Biloks Ion Unsur = Muatan Ion
Contoh: biloks Na+ adalah = +1, biloks Al3+adalah = +3, biloks Cl– adalah = -1
3. Biloks Logam Gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam Senyawa = +1
Contoh: biloks K dalam senyawa KCl adalah = +1
4. Biloks Logam Gol IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam Senyawa adalah = +2
Contoh: biloks Ba dalam senyawa Ba(OH)2 adalah = +2
5. Biloks Logam Gol IIIA (Al, Ga, In, Tl) dalam Senyawa adalah = +3
Contoh: Biloks Al dalam senyawa Al2(SO4)3 adalah = +3
6. Biloks Unsur Gol VIIA (F, Cl, Br, I, At) dalam Senyawa Biner (terdiri 2 jenis unsur) adalah = -1
Contoh: biloks Cl dalam senyawa AlCl3 adalah = -1
7. Biloks Unsur H bila Berikatan dengan Non-Logam adalah = +1 tetapi bila H berikatan dengan Logam Biloks H = -1
Contoh: biloks H dalam senyawa HNO3 adalah = +1. Biloks H dalam senyawa AlH3 adalah = -1
8. Biloks O bila dalam Senyawa Non-Peroksida adalah = -2 tetapi bila dalam Senyawa Peroksida; Biloks O = -1
Contoh: biloks O dalam senyawa H2O adalah = -2. Biloks O dalam senyawa H2O2, dan BaO2 adalah = -1
9. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Senyawa = 0
Contoh: Jumlah biloks Na dan Cl adalah = 0 karena biloks Na = +1 sedangkan biloks Cl = -1 (jika dijumlah maka +1 plus -1 = 0).
10. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Ion = Muatan Ion
Xmipa4
ReplyDeleteMENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8.Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Cantika Sri Tawakal
ReplyDeleteX MIPA 4
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Nama: Ajeng Wiliyawati
ReplyDeleteKelas: X MIPA 3
Bilang oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan jumlah yang dapat dilepas, diterima ataupun digunakan bersama-sama agar dapat membentuk ikatan dengan berbagai unsur lainnya. Bilangan oksidasi lebih dikenal dengan istilah BILOKS.Biloks adalah singkatan dari bilangan oksidasi yang bisa kita definisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif dalam atom, yang secara tidak langsung menunjukkan jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan ke atom lain
Untuk mengetahui jumlah bilangan oksidasi suatu unsur atau suatu senyawa. Terlebih dahulu kita harus memahami ketentuan-ketentuan menghitung bilangan oksidasiAturan menentukan biloks adalah sebagai berikut :
• Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol. Contoh : Bilangan oksidasi atom-atom pada C, Ne, H₂, O₂, Cl₂ , P₄, S₈, Cu, Fe, Na adalah nol.
• Bilangan oksidasi senyawa atau molekul adalah nol. Contoh : Jumlah bilangan oksidasi H₂O, NH₄OH, KMnO₄, SO₃, NaCN adalah nol.
• Bilangan oksidasi unsur ion sesuai dengan jenis muatan ion dan jumlahnya. Contoh : Bilangan oksidasi K⁺ = +1, bilangan oksidasi Ca²⁺ = +2.
• Bilangan oksidasi senyawa atau molekul ion adalah sesuai dengan jenis muatan dan jumlahnya. Contoh : NH₄⁺ = +1, dan CO₃²⁻ = -2.
• Bilangan oksidasi unsur golongan utama (IA,IIA,IIIA,IVA,VA,VIA ) sesuai dengan golongannya. Contoh : IA = +1, IIA = +2, IIIA = +3, IVA = -4, VA = -3 , VIA = -2 , VIIA = -1 , VIIIA = 0.
• Bilangan oksidasi unsur-unsur logam golongan transisi , lebih dari satu. Contoh : Cu = +1 dan +2 , Fe = +2 dan +3 , Sn = +2 dan +4.
• Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawanya adalah +1 kecuali dalam Hidrida, atom Hidrogen biloksnya adalah -1. Contoh : Bilangan oksidasi H dalam H₂O, NH₃, dan HCl = +1, kecuali Bilangan oksidasi H dalam NaH dan CaH₂ = -1.
• Bilangan oksidasi dalam senyawa O adalah -2 kecuali dalam peroksida (-1) dan dalam senyawa biner dengan fluor (+2). Contoh : Bilangan oksidasi O dalam H₂O = -2 , kecuali bilangan oksidasi O dalam H₂O₂ dan BaO₂ = -1 , dan bilangan oksidasi O dalam OF = +2.
Azrin Asya Dewi
ReplyDeleteX MIPA 2
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Hasna aulia putri
ReplyDeleteX Mipa 2
Bilang oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan jumlah yang dapat dilepas, diterima ataupun digunakan bersama-sama agar dapat membentuk ikatan dengan berbagai unsur lainnya. Bilangan oksidasi lebih dikenal dengan istilah BILOKS.Biloks adalah singkatan dari bilangan oksidasi yang bisa kita definisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif dalam atom, yang secara tidak langsung menunjukkan jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan ke atom lain
ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Fatimah az'zahra safithri
ReplyDeleteX MIPA 3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Nama : Moch Ilham Akbar Fauzani
ReplyDeleteKelas : X MIPA 2
Bilang oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan jumlah yang dapat dilepas, diterima ataupun digunakan bersama-sama agar dapat membentuk ikatan dengan berbagai unsur lainnya. Bilangan oksidasi lebih dikenal dengan istilah BILOKS. Biloks adalah singkatan dari bilangan oksidasi yang bisa kita definisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif dalam atom, yang secara tidak langsung menunjukkan jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan ke atom lain
Ada beberapa macam bilangan oksidasi yang harus kita tau dan pelajari, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Riyanti Kartika
ReplyDeleteX MIPA 3
• Elektron valensi adalah atom yang terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya.
• Untuk mengetahui jumlah bilangan oksidasi suatu unsur atau suatu senyawa,terdapat 8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
•• Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain.
Salma Dhiba Rahma Fauzia AS
ReplyDeleteX MIPA 4
ada beberapa macam bilangan oksidasi yang harus kita tau dan pelajari, diantaranya adalah:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
CONTOH SOAL !
(2xbiloks Fe) + (3xbiloks O) = 0
(2xbiloks Fe) + (3x-2) = 0
(2xbiloks Fe) - 6 = 0
biloks Fe = +6/2
= +3
Jadi, biloks Fe dalam Fe2O3 adalah +3.
Ridho Ikhsan
ReplyDeleteX Mipa 1
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks). Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom : 1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0. 2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya. 3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya. 4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu. 5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya. 6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. 7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam logam = +1. 8.Bilangan oksidasi oksigen (0) dalam senya proksida non-peroksida = -2. = -1. Bila H berikatan dengan non- = -1. Bilangan oksidasi o dalam senya
Ridho Ikhsan
DeleteX mipa 1
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8.Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks). Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom : 1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0. 2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya. 3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya. 4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu. 5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya. 6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. 7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam logam = +1. 8.Bilangan oksidasi oksigen (0) dalam senya proksida non-peroksida = -2. = -1. Bila H berikatan dengan non- = -1. Bilangan oksidasi o dalam senyawa
ReplyDeleteArsya Oktovia Ramadhani
ReplyDeleteX MIPA 3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8.Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Imas Nurlela
ReplyDeleteX mipa 4
Terdapat 8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
ZAHRA ULWANI ADH DHUHA
ReplyDeleteX MIPA 4
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi.
8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
ajeng agis rahayu gumelar
ReplyDeleteX MIPA 1
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi
8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2
Elia Natanael Sukma
ReplyDeleteX MIPA 4
Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi
Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Ira Herlina
ReplyDeleteX MIPA 2
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.
M IQBAL
DeleteX MIPA 1
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8.Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
RACHEL ARDIANTI
ReplyDeleteX MIPA 2
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya.
Elektron valensi adalah elektron pada kulit terluar atom. Apabila atom memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2, maka atom itu akan bersifat stabil, sehingga sulit untuk berikatan dengan atom lain.
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom antara lain :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
NAMA: Reva Putri Apriliyanti
ReplyDeleteKELAS: X MIPA 2
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi.
Atom yang sifatnya belum stabil cenderung ingin stabil. Caranya, mereka akan melakukan transfer elektron, yaitu melepaskan atau menerima sejumlah elektron. Akibat dari transfer elektron ini, atom akan memiliki muatan, bisa positif atau negatif.
Muatan atom berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari seberapa banyak elektron yang dilepas atau diterima oleh atom. Nah, jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
6, jumlah biloks unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. Jadi, apabila biloks Al dan H dijumlahkan, hasilnya harus 0. Agar biloks Al + biloks H = 0, biloks H haruslah -3. Karena atom H memiliki indeks 3, maka biloks H : indeks H = -3 : 3 = -1.
Padila Elpira Peliantine
ReplyDeleteX MIPA 4
Bilangan oksidasi adalah angka yang menunjukkan jumlah elektron suatu atom yang dilepaskan atau diterima atom dalam senyawa, dimana senyawa tersebut terbentuk melalui ikatan ionik.
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Naja Fatimah Az-zahra
ReplyDeleteX MIPA 4
• Elektron Valensi adalah elektron pada kulit terluar atom.
• Atom akam bersifat stabil ketika atom mempunyai elektron valensi berjumlah 8 atau 2. Sedangkan jika tidak memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2 akan bersifat tidak stabil.
• Bilangan oksidasi (biloks) adalah jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom.
• Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Erly Diyanah
ReplyDeleteXA3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Fitria Naba Anggraeni
ReplyDeleteX MIPA 4
- elektron valensi adalah atom yang terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya
- Untuk mengetahui jumlah bilangan oksidasi suatu unsur atau suatu senyawa,terdapat 8 aturan yang harus kamu ketahui dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
- Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain.
cika cantikasturi
ReplyDeleteX MIPA 4
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Nabila Sopiatun Nisya
ReplyDeleteX MIPA 4
Untuk menentukan biloks suatu atom, ada beberapa aturan yang bisa kamu pahami, beberapa diantaranya adalah:
a. Bilangan oksidasi unsur bebas (atom atau molekul unsur) adalah 0 (nol).
Contoh: Ne, H2, O2, Cl2, P4, C, Cu, Fe dan Na.
b. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh : ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl– memiliki bilangan oksidasi berturut-turut +1, +2 dan -1.
Contoh : ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- memiliki bilangan oksidasi berturut-turut +1, -2, dan -3.
c. Bilangan oksidasi unsur dari golongan IA adalah +1 dan unsur dari golongan IIA adalah +2, dan golongan IIIA adalah +3
Contoh: Misalnya, bilangan oksidasi unsur Na (unsur golongan IA) pada senyawa NaCl, Na2SO4, dan Na2O adalah +1. Bilangan oksidasi unsur Ca (unsur golongan IIA) pada senyawa CaCl2, CaSO4, dan CaO adalah +2. Bilangan oksidasi Al (Unsur golongan IIIA) dalam senyawa Al2O3 adalah +3.
d. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2 dan unsur golongan VIIA pada senyawa biner adalah -1.
Contoh: Bilangan oksidasi unsur S (unsur golongan VIIA) pada Na2S dan MgS adalah -2. Sedangkan bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.
e. Bilangan oksidasi unsur H yang berkaitan pada senyawa logam adalah +1, apabila berkaitan dengan senyawa non-logam -1.
Contoh: Bilangan oksidasi unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawa hidrida adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH2, dan AlH3 adalah -1.
f. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa peroksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh: Bilangan oksidasi unsur O pada senyawa peroksida, seperti H2O2 dan BaO2 adalah -1.
Annisa Wulan Nur janah
ReplyDeletex mipa 3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8.Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Restu putra pratama
ReplyDeleteXmipa2
Elektron Valensi : Elektron pada kulit terluar atom
• Atom yang memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2, maka atom itu akan bersifat stabil.
Ex : atom-atom pada golongan VIIIA (unsur gas mulia).
• Atom yang tidak memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2 akan bersifat tidak stabil.
• Bilangan oksidasi (biloks) : Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom.
• Terdapat 8 aturan yang dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
8.Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2
Cica cahyati
ReplyDeleteX mipa 4
Bilang oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan jumlah yang dapat dilepas, diterima ataupun digunakan bersama-sama agar dapat membentuk ikatan dengan berbagai unsur lainnya. Bilangan oksidasi lebih dikenal dengan istilah BILOKS.Biloks adalah singkatan dari bilangan oksidasi yang bisa kita definisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif dalam atom, yang secara tidak langsung menunjukkan jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan ke atom lain
Untuk mengetahui jumlah bilangan oksidasi suatu unsur atau suatu senyawa. Terlebih dahulu kita harus memahami ketentuan-ketentuan menghitung bilangan oksidasiAturan menentukan biloks adalah sebagai berikut :
• Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol. Contoh : Bilangan oksidasi atom-atom pada C, Ne, H₂, O₂, Cl₂ , P₄, S₈, Cu, Fe, Na adalah nol.
• Bilangan oksidasi senyawa atau molekul adalah nol. Contoh : Jumlah bilangan oksidasi H₂O, NH₄OH, KMnO₄, SO₃, NaCN adalah nol.
• Bilangan oksidasi unsur ion sesuai dengan jenis muatan ion dan jumlahnya. Contoh : Bilangan oksidasi K⁺ = +1, bilangan oksidasi Ca²⁺ = +2.
• Bilangan oksidasi senyawa atau molekul ion adalah sesuai dengan jenis muatan dan jumlahnya. Contoh : NH₄⁺ = +1, dan CO₃²⁻ = -2.
• Bilangan oksidasi unsur golongan utama (IA,IIA,IIIA,IVA,VA,VIA ) sesuai dengan golongannya. Contoh : IA = +1, IIA = +2, IIIA = +3, IVA = -4, VA = -3 , VIA = -2 , VIIA = -1 , VIIIA = 0.
• Bilangan oksidasi unsur-unsur logam golongan transisi , lebih dari satu. Contoh : Cu = +1 dan +2 , Fe = +2 dan +3 , Sn = +2 dan +4.
• Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawanya adalah +1 kecuali dalam Hidrida, atom Hidrogen biloksnya adalah -1. Contoh : Bilangan oksidasi H dalam H₂O, NH₃, dan HCl = +1, kecuali Bilangan oksidasi H dalam NaH dan CaH₂ = -1.
• Bilangan oksidasi dalam senyawa O adalah -2 kecuali dalam peroksida (-1) dan dalam senyawa biner dengan fluor (+2). Contoh : Bilangan oksidasi O dalam H₂O = -2 , kecuali bilangan oksidasi O dalam H₂O₂ dan BaO₂ = -1 , dan bilangan oksidasi O dalam OF = +2.
Regina Pricilya
ReplyDeleteXA 3
Bilang oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan jumlah yang dapat dilepas, diterima ataupun digunakan bersama-sama agar dapat membentuk ikatan dengan berbagai unsur lainnya. Bilangan oksidasi lebih dikenal dengan istilah BILOKS.Biloks adalah singkatan dari bilangan oksidasi yang bisa kita definisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif dalam atom, yang secara tidak langsung menunjukkan jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan ke atom lain
Untuk mengetahui jumlah bilangan oksidasi suatu unsur atau suatu senyawa. Terlebih dahulu kita harus memahami ketentuan-ketentuan menghitung bilangan oksidasiAturan menentukan biloks adalah sebagai berikut :
• Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol. Contoh : Bilangan oksidasi atom-atom pada C, Ne, H₂, O₂, Cl₂ , P₄, S₈, Cu, Fe, Na adalah nol.
• Bilangan oksidasi senyawa atau molekul adalah nol. Contoh : Jumlah bilangan oksidasi H₂O, NH₄OH, KMnO₄, SO₃, NaCN adalah nol.
• Bilangan oksidasi unsur ion sesuai dengan jenis muatan ion dan jumlahnya. Contoh : Bilangan oksidasi K⁺ = +1, bilangan oksidasi Ca²⁺ = +2.
• Bilangan oksidasi senyawa atau molekul ion adalah sesuai dengan jenis muatan dan jumlahnya. Contoh : NH₄⁺ = +1, dan CO₃²⁻ = -2.
• Bilangan oksidasi unsur golongan utama (IA,IIA,IIIA,IVA,VA,VIA ) sesuai dengan golongannya. Contoh : IA = +1, IIA = +2, IIIA = +3, IVA = -4, VA = -3 , VIA = -2 , VIIA = -1 , VIIIA = 0.
• Bilangan oksidasi unsur-unsur logam golongan transisi , lebih dari satu. Contoh : Cu = +1 dan +2 , Fe = +2 dan +3 , Sn = +2 dan +4.
• Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawanya adalah +1 kecuali dalam Hidrida, atom Hidrogen biloksnya adalah -1. Contoh : Bilangan oksidasi H dalam H₂O, NH₃, dan HCl = +1, kecuali Bilangan oksidasi H dalam NaH dan CaH₂ = -1.
• Bilangan oksidasi dalam senyawa O adalah -2 kecuali dalam peroksida (-1) dan dalam senyawa biner dengan fluor (+2). Contoh : Bilangan oksidasi O dalam H₂O = -2 , kecuali bilangan oksidasi O dalam H₂O₂ dan BaO₂ = -1 , dan bilangan oksidasi O dalam OF = +2.
Salma Nur Salsabila
ReplyDeleteXA3
MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI
Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. Jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).
Terdapat 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0.
Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
Bilangan oksidasi:
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.
Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.
Contoh:
Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.
Contoh:
NH4+ = +1
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.
Contoh:
H2O = 0
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.
Contoh:
Biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh:
Biloks O dalam BaO2 = -1.